Dalam
rangka mengembangkan sistem pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas
dan penalaran siswa, maka prinsip dasar yang diterapkan adalah sebagai berikut.
- Mengemas materi sedemikian rupa sehingga mudah dipahami, menyenangkan, dan dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.
- Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar, sehingga siswa dapat belajar kongkrit,
bermakna dan bermanfaat bagi siswa.
- Memanfaatkan
keberagaman kemampuan siswa untuk saling berkomunikasi, saling belajar
sehingga dapat membentuk situasi yang membuat siswa merasa dihargai baik
yang upper maupun yang lower.
- Memanfaatkan
isi materi untuk membentuk pengalaman siswa.
Beberapa metode pembelajaran yang telah diterapkan oleh para guru di MTs
Surya Buana adalah sebagai berikut:
- Pembelajaran
pendekatan alam (back to natural learning)
- Pembelajaran personal
model
- Diskusi
kelas (Class Discussion)
- Peta
Konsep (Mind Mapping)
- Problem
Solving
- Pembelajaran
dengan bentuk komik ilmiah
- Pembelajaran
dengan pendekatan praktik
- Pembelajaran
dengan pendekatan bermain peran
- Kartu majas
- Kartu
model
- Pohon
pembelajaran
- Silih
Tanya
- Metode
Alphabet
- Problem Possing
- Pembelajaran Berbasis Multimedia
Untuk merealisasikan kurikulum
tersebut, dilaksanakan proses belajar mengajar selama enam hari dalam seminggu, yaitu Senin s.d Sabtu. Sarana dan prasarana yang disediakan cukup memadai, yaitu ruang kelas lengkap dengan
fasilitasnya, perpustakaan, laboraturium komputer, laboraturium IPA, mushola,
kamar mandi dan tempat wudlu, kantin, serta beberapa alat peraga atau media
pembelajaran.
MTs Surya Buana menerapkan beberapa kegiatan tambahan selain pembelajaran yang ada pada
kurikulum, yaitu membaca Al Qur’an setiap pagi sebelum pembelajaran, shalat dhuha berjama’ah, shalat dhuhur berjama’ah, membaca asma’ul husna di akhir pembelajaran, shalat Jum’at, dan shalat ashar berjama’ah. Selain kegiatan tersebut, MTs Surya Buana
juga memiliki muatan lokal program bilingual yaitu bahasa
inggris dan bahasa arab yang dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa. Adapun kegiatan tambahan lain yaitu ekstrakulikuler (Pramuka
dan PMR). Sedangkan pada hari Sabtu yaitu: try out dan program bakat minat yang dilaksanakan setelah pembelajaran.
A.
Waktu Jam Pelajaran
1. Hari Senin – Kamis
2. Hari Kamis
3. Hari Jumat
4. Hari Sabtu
Pukul
|
Kegiatan
|
06.45 –
07.00
|
Mengaji
dan Hafalan Juz amma
|
07.00 – 07.40
|
Jam Ke
– 1
|
07.40 – 08.20
|
Jam Ke
– 2
|
08.20 – 09.00
|
Jam Ke
– 3
|
09.00 – 09.30
|
Mengaji
dan Shalat Dhuha
|
09.30 – 09.50
|
Istirahat
|
09.50 – 10.30
|
Jam Ke
– 4
|
10.30 – 11.10
|
Jam Ke
– 5
|
11.10 – 11.50
|
Jam Ke
– 6
|
11.50 – 12.20
|
Makan
Siang, Istirahat,
|
12.20 – 12.50
|
Mengaji,
Shalat Dhuhur Berjamaah
|
12.50 – 13.30
|
Jam Ke
– 7
|
13.30 – 14.10
|
Jam Ke
– 8
|
14.10 – 14.50
|
Jam Ke
– 9
|
14.50 - 15.30
|
Mengaji,
Shalat Ashar Berjamaah
|
15.30
|
Pulang
|
2. Hari Kamis
Pukul
|
Kegiatan
|
06.45 –
07.00
|
Mengaji
dan Hafalan Juz amma
|
07.00 – 07.40
|
Jam Ke
– 1
|
07.40 – 08.20
|
Jam Ke
– 2
|
08.20 – 09.00
|
Jam Ke
– 3
|
09.00 – 09.30
|
Mengaji
dan Shalat Dhuha
|
09.30 – 09.50
|
Istirahat
|
09.50 – 10.30
|
Jam Ke
– 4
|
10.30 – 11.10
|
Jam Ke
– 5
|
11.10 – 11.50
|
Jam Ke
– 6
|
11.50 – 12.20
|
Makan
Siang, Istirahat,
|
12.20 – 12.50
|
Mengaji,
Shalat Dhuhur Berjamaah
|
12.50 – 13.30
|
Jam Ke
– 7
|
13.30 – 14.10
|
Jam Ke
– 8
|
14.10 – 15.10
|
Tilawah
|
15.10 - 15.30
|
Mengaji,
Shalat Ashar Berjamaah
|
15.30
|
Pulang
|
3. Hari Jumat
Pukul
|
Kegiatan
|
06.30 – 06.45
|
Mengaji
dan Hafalan Juz amma
|
06.45 – 07.25
|
Jam Ke –
1
|
07.25 – 08.05
|
Jam Ke –
2
|
08.05 – 08.45
|
Jam Ke –
3
|
08.45 – 09.25
|
Jam Ke - 4
|
09.25 – 09.50
|
Mengaji
dan Shalat Dhuha
|
09.50 – 10.10
|
Istirahat
|
10.10 – 10.50
|
Jam Ke
– 5
|
10.50 – 11.30
|
Jam Ke
– 6
|
11.30 –
12.30
|
Mengaji,
Shalat Jumat
|
12.30 – 13.00
|
Istirahat
|
13.00 – 14.00
|
Tilawah
|
14.00
|
Pulang
|
4. Hari Sabtu
Pukul
|
Kegiatan
|
06.30 – 07.00
|
Pembinaan oleh Wali Kelas
|
07.00 – 08.00
|
Try Out
(B.indonesia, Matematika, B.Inggris, IPA)
|
08.00 – 08.40
|
Jam Ke –
1
|
08.40 – 09.20
|
Jam Ke –
2
|
09.20 – 09.45
|
Mengaji dan Shalat
Dhuha
|
09.45 – 10.05
|
Istirahat
|
10.05 – 11.55
|
Tilawah
|
11.55 –
12.35
|
Bakat
Minat
|
12.35 –
13.00
|
Mengaji dan Shalat
Dhuhur
|
13.00 – 13.30
|
Istirahat
|
13.30 – 15.00
|
Pramuka/PMR
Kelas VII: Wajib
Kelas VIII dan IX: Pilihan
|
15.00
|
Pulang
|
B. Proses Pembelajaran dan Keunggulan
1.
FDS (full day
school)
MTs Surya Buana
Malang adalah madrasah yang menggunakan sistem full day school semenjak mulai berdiri tahun 1999. Siswa
belajar di sekolah setiap hari selama 9,5 jam (06.45 WIB – 15.30 WIB) termasuk:
istirahat, shalat dhuha, shalat dhuhur
berjama’ah, makan siang, dan shalat ashar berjama’ah.
2.
SKK (sistem kelas kecil)
Sistem kelas
kecil ini membatasi jumlah siswa
yaitu 24 – 30 siswa per kelas di MTs Surya Buana. Tujuan dari sistem ini
adalah untuk mengoptimalkan proses pembelajaran karena jumlah siswa yang sedikit pada
satu kelas diharapkan mudah untuk mengembangkan intelegensi, kreativitas, serta
akhlak siswa secara baik dan terarah. Selain itu, sistem kelas kecil diharapkan
dapat menciptakan perhatian guru terhadap pola belajar siswa secara efektif dan
maksimal. Misal
dengan cara melakukan pendekatan individual yang menghargai murid sebagai
individu yang berbeda satu dengan lainnya.
3.
SRB (sistem rapor bulanan)
Tujuan dari
diadakannya sistem raport bulanan ini adalah untuk memantau kemajuan prestasi
siswa. Raport bulanan disusun berdasarkan prestasi akademis siswa pada bulan yang
bersangkutan. Raport bulanan dilihat lebih efektif dibandingkan dengan raport semester, terutama dalam
menindaklanjuti masalah-masalah yang terjadi selama proses pembelajaran di
sekolah dan tentu saja kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Diagnosisis secara dini akan
memberikan solusi yang lebih memadai daripada sistem semester. Keuntungan
raport bulanan untuk wali murid adalah mereka dapat mengetahui grafik
perkembangan prestasi putra/putrinya tiap
bulannya sehingga dapat digunakan sebagai
metode ilmiah yang sederhana:
Menangkap gejala masukan untuk dibahas bersama-sama dengan
pihak sekolah.
4.
SPK (sistem point kedisiplinan)
Pelaksanaan
sistem point kedisiplinan yaitu dengan cara mencatat seluruh perilaku siswa
baik pelanggaran tata tertib ataupun prestasi yang dicapai dalam buku rekaman
perilaku siswa. Hukuman atas pelanggaran tata tertib madrasah/sekolah
berdasarkan point yang diperoleh siswa selama melakukan pelanggaran. Point
setiap pelanggaran berbeda-beda sesuai dengan jenis pelanggarannya. Pelanggaran
atas tata tertib madrasah/sekolah beserta tindak lanjutnya akan langsung
diberitahukan kepada orang tua/wali murid bersamaan dengan pembagian raport
lengkap dengan point pelanggaran siswa yang bersangkutan.
5.
STB (sistem tentor sebaya)
Alasan mengapa
diadakannya sistem ini karena adakalanya siswa merasa lebih enak diajari teman
daripada oleh guru. Pengaplikasian sistem ini yaitu siswa-siswa yang memiliki
kemampuan lebih dalam belajar akan mengajari siswa-siswa lain yang memiliki
kemampuan kurang. Oleh karena itu akan lebih efektif apabila siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok belajar. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Wujud nyata
dari sistem ini antara lain adalah bentuk seminar sederhana yang dilakukan di
kelas. Setiap kelompok diberi tugas mempelajari pokok bahasan tertentu, lalu
membuat kertas kerja, dan mempresentasikan di depan kelas. Ketua, pemateri,
moderator, notulen, dan peserta seminar seluruhnya adalah murid-murid. Peran
guru hanya sebagai peninjau yang memberi kesimpulan dan pembetulan bila ada
kesalahan.
6.
STO
(sistem try out)
Uji coba atau dalam bahasa asing yang biasa dikenal
dengan try out di MTs Surya Buana
dilakukan seminggu sekali yaitu pada hari Sabtu. Try out yang diselenggarakan madrasah ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Pelajaran
yang diujicobakan antara lain: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, IPA Terpadu.
7.
SSE
(sistem studi empiris)
Siswa yang terus menerus belajar secara klasikal di kelas
bisa dilanda kejemuan panjang. Oleh sebab itu, MTs Surya Buana melaksanakan
system studi empiris yang merupakan kunjungan ilmiah ke tempat-tempat yang
sesuai dengan topic pembelajaran. Tempat-tempat tersebut antara lain: Museum
Brawijaya, Industri Keramik, Industri Tempe, Jawa Pos, Stasiun TV JTV, dll. Pelaksanaan
studi empiris ini minimal satu kali dalam satu tahun. Sedangkan pada akhir
tahun pelajaran, SEE dilaksanakan sebagai kunjungan proyek vital dalam bentuk
Studi Tour.
8.
SBB
(sistem bimbingan belajar)
MTs Surya Buana sejak berdiri telah melaksanakan
kerjasama dengan lembaga bimbingan belajar Bela Cita (salah satu LBB yang resmi
terdaftar di Depdiknas kota Malang) guna memacu kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah soal-soal pelajaran.
9.
Konsep Triple R
Konsep pembinaan
sekolah alam bilingual MTs Surya Buana Malang pengembangan dasarnya yaitu
Triple ”R”. Berikut penjelasan/gambaran tentang Triple ”R”:
Dalam pembelajarannya,
siswa dikondisikan untuk bernalar dengan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan,
antara lain:
-
Apa yang sedang terjadi?
-
Bagaimana terjadinya?
-
Mengapa itu bisa terjadi?
-
Bagaimana kalau dirubah? Apa yang terjadi?
Penjelasan siswa didiskripsikan dalam suatu tulisan yang
semi ilmiah.
Dalam hal ini siswa berusaha menemukan jawaban dari berbagai gejala alam.
-
Setelah siswa mampu menjelaskan gejala-gejala yang ada
dengan semi ilmiah, siswa diarahkan untuk melakukan research dengan menggunakan
-
Menduga/prediksi
-
Membuktikan
(mengadakan percobaan)
-
Menyimpulkan sifat-sifat dari suatu gejala
-
Mengembangkan
Siswa mulai diarahkan untuk membuat laporan sederhana
(bisa secara kualitatif atau kuantitatif).
Dengan bekerja secara ilmiah (research), siswa akan mampu melakukan tadhabur alam yang lebih
luas, sehingga bisa menemukan sifat-sifat ilmiah yang terjadi di alam. Dengan
menemukan sifat-sifat ilmiah di alam, diharapkan siswa bisa lebih mengagumi
ciptaan Illahi dan meningkatkan keimanannya.
Selanjutnya siswa juga
dikondisikan untuk mempelajari keagungan ciptaan Allah yang lain, dengan
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan dalam penalaran.
Contoh 1:
Bidang Science
”Mendesain pesawat dari kertas”
Langkah-langkah mengembangkan nalar:
- Siswa diminta untuk mendesain pesawat-pesawatan dari kertas
- Siswa diminta menerbangkan pesawatnya
- Diajukan pertanyaan:
-
Apa yang sedang terjadi? Pesawatnya bisa terbang
-
Bagaimana pesawat itu terbang?
-
Mengapa pesawat bisa terbang?
-
Bagaimana kalau sayapnya dirubah? Apa yang terjadi?
-
Bagaimana kalau bahannya pesawat dirubah? Apa yang
terjadi?
-
Dst
- Siswa mendiskripsikan apa yang sedang dipikirkan
Langkah-langkah Research:
- Siswa menuliskan sifat-sifat/gejala-gejala yang ada pada masalah pesawat, misalnya pesawat bias terbang karena ada sayapnya, kertasnya ringan, dan adanya keseimbangan
- Siswa menduga (membuat hipotesis): kalau sayapnya berubah bentuknya, maka kemampuan terbangnya juga akan berubah.
- Mengadakan percobaan dengan mengubah berbagai bentuk sayap
- Menyimpulkan dari hasil percobaannya, bahwa kalau sayapnya semakin sempit, maka pesawat mudah jatuh
- Pengembangan dari hasil percobaannya: bagaimana kalau kertasnya saya ganti yang agak tebal? Apa yang terjadi?
- dst.
Langkah-langkah religiusnya
- Terbangnya pesawat kertas tadi karena kertas ditahan oleh udara, sehingga tidak langsung jatuh. Udara itu memiliki sifat-sifat yang unik: mengandung oksigen yang dapat dihirup oleh manusia dan sangat dibutuhkan oleh manusia. Tanpa oksigen manusia tidak bisa hidup. Nyatalah bahwa Allah telah memberikan sifat-sifat kepada sesuatu dengan sempurna.
- Siswa menghayati ciptaan Allah, sehingga keimanannya meningkat.
Contoh 2:
Bidang Mathematics
“Bilangan jari-jari”
Langkah-langkah mengembangkan nalar
- Siswa diminta untuk menuliskan bilangan ganjil di masing-masing ruas jari-jarinya:
- Siswa diminta memindahkan bilangan-bilangan itu ke kotak sesuai dengan banyaknya kolom dan baris
1
|
7
|
13
|
19
|
25
|
3
|
9
|
15
|
21
|
27
|
5
|
11
|
17
|
23
|
29
|
- Siswa diminta untuk mengamati bilangan 9, 15, dan 21. Bila dilihat menyilang, bagaimana hubungan:
-
bilangan 9 dengan
1 dan 17?
-
bilangan 9 dengan 7
dan 11?
-
bilangan 9 dengan 13 dan 5?
-
bilangan 9 dengan 15 dan 3?
- Namai bilangan 9 sebagai bilangan bintang
- Pikirkan bilangan bintang yang lain.
- Cari keunikan sifat-sifat dari bilangan tangan yang lain
Langkah-langkah Research:
- Siswa menuliskan sifat-sifat dari bilangan bintang
- Siswa menduga bahwa bilangan 9 sebagai separoh dari jumlah bilangan sampingnya.
- Siswa mengadakan percobaan dengan melakukan operasi jumlah
- Siswa menyelidiki kenapa bisa terjadi demikian? Bagaimana kalau isinya bilangan genap?
Langkah-langkah Religius:
- Ternyata tangan manusia memiliki keunikan dikaitkan dengan bilangan. Hal ini menunjukkan bahwa Allah ternyata memberikan rahasia-rahasia tertentu terhadap ciptaannya. Karena itu kita harus senantiasa berpikir rahasia apa yang ada pada ciptaan Allah.
- Siswa merenungkan dan menghayati ciptaan Allah yang lain dikaitkan dengan matematika, misalnya laba-laba, kepiting, dan sebagainya.
OUTCOME DARI TRIPLE ”R”
- Siswa terbiasa berpikir kritis dan kreatif, sehingga rasa ingin tahu siswa tentang sesuatu yang baru disalurkan dengan cara-cara ilmiah
- Siswa akan cenderung tergerak untuk menyelidiki suatu.
- Siswa terbiasa belajar menemukan. Sehingga sekolah dirasakan cukup berarti dan menyenangkan bagi kehidupannya
- Tertanamkannya sifat mengagumi keagungan Allah.
Diharapkan saat siswa telah usai bekerja secara ilmiah, maka mereka akan
mampu melakukan tadabur alam yang lebih luas, sehingga dapat menemukan
sifat-sifat ilmiah yang terjadi di alam sekitar dan terciptalah rasa syukur
terhadap karunia Allah SWT sehingga mampu meningkatkan keimanan siswa. Proses
selanjutnya adalah siswa dikondisikan untuk mempelajari keagungan ciptaan Allah
yang lain dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan dalam penalaran.