Prestasi Internasional - Aulia Faustina Arisani - Siswa MTs Surya Buana

Meraih Medali Emas dalam World Inventor Award Festival di Korea pada 13 Desember 2014

Juara BASIKA

Terus Berprestasi

OUTBOUND

Menyenangkan

Outbound bersama TNI

Menyenangkan

JUARA UMUM BARAPAMERA

Se-Jawa Terbuka

Siswa MTs SB Juara KSM

Tingkat Propinsi

MOS dan Outbond

Menyenangkan, Mengasikkan, Mencerdaskan

Lowongan Guru Agama

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Surya Buana Kota Malang membutuhkan tenaga pendidik/guru untuk mengajar mata pelajaran agama (Alquran Hadis/Fiqih/Akidah Akhlak/SKI/Bahasa Arab) Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kualifikasi:
  1. Pendidikan minimal S-1 Pendidikan Agama Islam atau S-1 Pendidikan Bahasa Arab
  2. Lancar Baca Tulis Al-quran
Bagi yang berminat segera kirimkan surat lamaran dan CV paling lambat 30 September 2015 ke:

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Surya Buana Kota Malang

Jl. Gajayana IV/631, Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang
Telp/Fax: (0341) 574185   

http://www.mtssuryabuana.sch.id     
http://www.mts-suryabuana.blogspot.com

Pengambilan Ijazah dan Cap 3 Jari

Assalamualaikum Wr. Wb

Diberitahukan kepada siswa MTs Surya Buana Lulusan Tahun Pelajaran 2014/2015 harap hadir pada:

Hari/Tanggal : Jumat, 07 Agustus 2015
Pukul : 13.00 WIB
Tempat : MTs Surya Buana
Acara : Pengambilan Ijazah dan Cap 3 Jari

Terima Kasih dan Mohon diinfokan ke yang lain

Wssalamualaikum Wr. Wb

Imanullah Akbar Izza Patria, Siswa MTs Surya Buana Pembuat Desaining “Akbar Detector” For Checking Bacterial in The Liquid Wakili Indonesia di Korea, Raih Medali Perak

MALANG KOTA – Peribahasa buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya, benar-benar adanya. Adalah Imanullah Akbar Izza Patria, siswa MTs Surya Buana Malang. Putra dari pasangan Tantowi Djauhari dan Titik Hendrawati ini mengikuti jejak orang tuanya yang mempunyai kepedulian terhadap kesehatan, ayahnya berprofesi sebagai dokter. Sejak kecil, Akbar akrab dengan dunia kesehatan. Sehingga sering kali ia melakukan penelitian dibidang kesehatan.
Terbaru, siswa kelahiran 19 Januari 2001 berhasil menciptakan alat pendeteksi bakteri dalam air. Berkat alat yang ia beri nama Desaining “Akbar Detector” For Checking Bacterial in The Liquid, telah mengantarkannya memenangkan lomba internasional yang digelar di Thailand pada tanggal 02 – 05 Pebruari 2015. Ia berhasil memperoleh medali dan penghargaan. “Alhamdulillah, saya memperoleh 1 medali perak dan 2 penghargaan,” kata siswa yang sekarang masih menjabat Ketua PMR itu.
Hasil temuan Akbar, tergolong kreatif. Alat-alat atau bahan yang diperlukan yakni susu yang sudah rusak, cairan blue biuret, pipet, tabung reaksi, hiter/microwave, UV/laser. Mula-mula susu yang sudah rusak dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditetesi blue biuret secukupnya menggunakan pipet. Setelah itu dipanaskan menggunakan hiter/microwave sampai mendidih. Kemudian dikeluarkan ditunggu sampai agak dingin, agar tidak pecah ketika dimasukkan ke dalam freezer. Setelah dipastikan agak dingin dimasukkan ke dalam freezer kurang lebih 45 menit sampai beku, lalu dikeluarkan tabung reaksinya dengan hati-hati, jangan sampai yang didalamnya pecah atau rusak. Setelah itu disinari lampu UVI/laser, kita lihat reaksinya diruangan gelap. Dengan menggunakan gimbox (replica ruangan gelap). Tabung reaksi akan menyala diruangan gelap karena mengandung bakteri e-coli berwarna biru. Kesimpulannya cairan tersebut mengandung bakteri. Penelitiannya tidak hanya dicoba ke susu tapi juga ke air.

Penelitian siswa yang bercita-cita ingin menjadi seorang dokter itu, berawal keprihatinannya terhadap masyarakat yang kurang peduli terhadap kesehatan/lingkungan, terutama masalah air bersih. Masih banyak masyarakat yang kekurangan air bersih, sehingga air seadanya yang diminum, padahal air itu mengandung bakteri yang sangat berbahayau untuk kesehatan. Dengan temuannya ia berharap bisa memberikan sumbangsih di dunia kesehatan. “saya berharap, semoga dengan temuan saya ini bisa membantu masyarakat untuk lebih peduli kepada kesehatan,” kata siswa yang mempunyai hobi membaca itu. (ar)

Mayzeda Firdausi Nuzula, Siswa MTs Surya Buana Juara Pidato Bahasa Inggris Tingkat Jatim

MALANG KOTA – Satu lagi siswa Madrasah Tsanawiyah Surya Buana berprestasi tingkat Jawa Timur. Adalah Mayzeda Firdausi Nuzula yang telah berhasil meraih juara 2 pidato bahasa inggris. Lomba yang diadakan oleh MAN 3 Malang pada bulan Maret 2015 itu diikuti oleh ratusan peserta yang datang dari berbagai sekolah/madrasah se Jawa Timur.
Mengenai lomba tersebut, para peserta awalnya di kumpulkan bersama-sama di aula untuk menerima penjelasan dan ketentuan terkait lomba tersebut. Setelah semua peserta dipastikan paham dengan ketentuan lomba tersebut, acara langsung dilanjutkan dengan babak penyisihan. Masing-masing peserta menunjukkan kemampuan bahasa inggrisnya. Diantara sekian peserta lomba siswa kelas VIII yang biasa dipanggil Lala tersebut mendapat nomor urutan ke-5. Penampilan anak yang punya hobi menulis itu dari awal sudah menyita perhatian juri. Bukan hanya isi pidatonya yang menarik, kepercayaan diri Lala juga mendapat apresiasi yang lebih dari juri.
Dari babak penyisihan diambil 5 peserta terbaik. Siswa yang punya hobi menulis tersebut masuk didalamnya.”Alhamdulillah, saya bisa masuk final 5 peserta terbaik, walaupun habis ini masih akan berjuang lagi,” katanya.  Finalpun dimulai, masing-masing peserta dikumpulkan didalam suatu ruangan khusus. Di final itulah Lala berhasil keluar sebagai Juara 2.
Tentang isi pidato yang ia sampaikan, Lala mengambil tema Problem di Indonesia dan Solusinya. Ia menjelaskan bahwa masalah di Negara Indonesia sangat komplek. Mulai dari korupsi yang dilakukan oleh para pejabat, generasi mudanya pun banyak yang mengkonsumsi narkoba dan sejenisnya. Hal itu terjadi karena banyak orang Islam yang pintar mengaji, tapi tidak pernah mengamalkan apa yang ada di dalam alquran itu sendiri. “Semua masalah bangsa ini akan selesai, ketika kita semua berpegang teguh pada Alquran dan Sunah Nabi Muhammad SAW, Alquran bukan hanya untuk dibaca tetapi juga harus diamalkan apa yang terkandung di dalamnya. Kita sebagai generasi muda harus mencontoh dan mengidolakan Rasulullah Muhammad SAW, karena dalam diri Beliau terdapat contoh yang baik,” Ujar siswa kelahiran 19 Maret 1999.
Selain itu, ia juga sangat senang dengan prestasi yang kali kedua ini, setelah sebelumnya ia juga meraih Juara 1 Pidato Bahasa Inggris Tingkat Kota Malang. “Alhamdulillah, dengan prestasi ini semakin memotivasi saya untuk terus berprestasi,” Ujar putri pasangan Salahudin dan Wiwin Rahayu Ningsih.

Sementara itu, Guru pembimbingnya, Athika Diena mengungkapkan apresiasinya. Menurut Athieka, tidak hanya prestasi Lala yang membanggakan, tapi juga kegigihannya dalam belajar. “Itu layak menginspirasi semua siswa, khususnya di MTs Surya Buana,” tandas Athieka. (ar)

Tim MTs Surya Buana Juara 2 Olimpiade Bahasa Inggris Tingkat Jatim

MALANG KOTA Tim Madrasah Tsanawiyah Surya Buana kembali mengukir prestasi di bidang Bahasa Inggris. Pada tanggal 15 Maret 2015 Tim dari Madrasah Tsanawiyah yang beralamatkan di Jl. Gajayana IV/631 Kota Malang itu mengikuti Olimpiade Bahasa Inggris dan berhasil meraih Juara 2 tingkat Jawa Timur. Lomba yang diadakan oleh SMAN 3 Malang itu diikuti oleh berbagai sekolah yang datang dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Peserta yang mengikuti lomba tersebut, tentunya siswa-siswa pilihan yang mewakili sekolahnya masing-masing untuk berkompetisi ditingkat Jawa Timur. Madrasah Tsanawiyah Surya Buana mengirimkan 3 wakilnya yakni Muhammad In'amullah Tamami, Alfina Nur Isyrofi dan A. Nahda La Roiba. Dari ketiga siswa tersebut mempunyai hobi yang sama yakni bahasa inggris, sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk bekerjasama membentuk tim yang solid.
Tentang lomba tersebut dimulai pukul 08.00 WIB. Peserta yang datang harus registrasi terlebih dahulu dengan menunjukkan kartu pelajar dan surat rekomendasi dari sekolahnya masing-masing untuk memastikan apakah peserta yang bersangkutan betul-betul siswa dari sekolahnya. Setelah itu seluruh peserta dikumpulkan di aula untuk mendengarkan pengarahan dari panitia, lalu diantar ke ruangan khusus tempat berlangsungnya lomba. Babak penyisihan pun dimulai. Nama babak ini adalah Preliminary Round, setiap tim diberi 50 soal pilihan ganda untuk dikerjakan secara bersama-sama. Dari babak penyisihan diambil 6 tim terbaik untuk masuk babak final. Pada babak final terdiri atas scrable, speeling bee, riddle.

Mereka senang dengan prestasi yang sudah mereka raih. “Alhamdulillah, bisa meraih prestasi seperti ini, prestasi ini buat almamater kita Surya Buana, bentar lagi kami kan mau lulus, mudah-mudahan dengan prestasi ini bisa memotivasi adik-adik kami untuk terus berprestasi,” kata mereka. (ar)

Tim MTs Surya Buana Juara 3 Lomba Cerdas Cermat Agama Tingkat Jatim

MALANG KOTA  TIM Madrasah Tsanawiyah Surya Buana berhasil meraih juara 3 dalam Lomba Cerdas Cermat Agama tingkat Jawa Timur. Mereka adalah Hammam Rahardja Abdillah, Fahfiudina Nurul Qolbiyah, dan Iqbal Nabila Muhammad. Lomba yang diadakan oleh SMAN 3 Malang itu diikuti oleh ratusan sekolah yang datang di berbagai daerah se Jawa Timur.
Salah satu dari mereka menceritakan tentang jalannya lomba, mulai dari persiapan sampai keluar menjadi pemenang ketiga. Mereka tidak melakukan persiapan khusus dalam menghadapi lomba itu, maklum mereka semua sudah kelas IX sehingga lebih fokus untuk mempersiapkan Ujian Nasional (UN). Walaupun demikian usaha untuk belajar tetap mereka lakukan. Beberapa hari sebelumnya mempelajari kisi-kisi lomba tersebut. dari kisi-kisi itulah berbagai referensi mereka kumpulkan, buku bahkan browsing internet.
Lomba yang dilaksanakan pada tanggal 08 Maret 2015 itu dimulai pukul 07.30 WIB. Peserta dikumpulkan diaula terlebih dahulu, lalu ada penyampaian motivasi yang sudah disiapkan oleh pihak panitia. Setelah ada pengarahan terkait lomba, semua peserta memasuki ruangan khusus. Babak penyisihanpun dimulai, dalam babak ini semua peserta mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 20 soal dan uraian 5 soal dengan waktu mengerjakan 60 menit. Setelah itu diumumkan tim yang masuk 10 besar. Tim yang masuk 10 besar ini yang berhak untuk mengikuti babak selanjutnya. Babak selanjutnyapun dimulai. Pada babak ini lomba dibuat pos per pos, masing masing pos ada soal yang harus dikerjakan oleh peserta seperti Alquran Hadis, SKI dan sejenisnya. Dari babak ini diambil 3 Tim terbaik untuk masuk final. Di babak final inilah tim MTs Surya Buana meraih juara 3.

Mereka meyampaikan bahwa walaupun juara 3 mereka sangat puas, Sebenarnya mereka bisa menjawab semua soal yang ada di babak final, tapi kalah cepat dengan yang lain. “Alhamdulillah, bisa juara 3 kami langsung sujud syukur” kata mereka. (ar)

Shadaa Ventary, Siswa MTs Surya Buana Pembuat Baterai Berbahan Kulit Durian Wakili Indonesian di Taiwan, Raih Award dari Sembilan Negara

MALANG KOTA - Aura kebahagian terpancar di wajah Ventary, saat menceritakan detik-detik penerimaan penghargaan dari Sembilan negara atas inovasinya menyulap kulit durian menjadi baterai alternaif. Kesembilan Negara itu adalah Korea, Qatar, Kroasia, Makau, Hongkong, Malaysia, Taiwan, Thailand, dan Indonesia tentunya.
Di kursi ruang tamu MTs Surya Buana, gadis berusia 14 tahun itu memampang beberapa piagam penghargaan di pangkuannya. “Saya meraih tiga medali emas dan satu penghargaan yang ditandatangani Sembilan Negara,” ujar perempuan kelahiran, 29 Agustus 2001 itu.
Pada 18-20 Desember 2014 lalu, Ventary mengikuti kontes adu inovasi yang digelar Kaohsiung International invention exhibition, lembaga pemerhati inovasi di Taiwan. Ada ratusan peserta yang mewakili negaranya masing-masing. Hampir semua Negara di Eropa, Asia, dan Amerika mengikuti kontes adu inovasi tersebut. Indonesia mengirimkan tiga wakilnya, yakni Ventary dan dua peserta lainnya adalah mahasiswa dari Sulawesi. Tentu saja sebelum dikirim ke Taiwan, putri pasangan Ahmad Effendi dan Paramita Badracari itu sudah lolos seleksi dari tingkat Kota Malang dan Jatim.
Alat inovasi yang ditampilkan adalah baterai alternatif berbasis kulit durian. Caranya sederhana, tapi membutuhkan ketelatenan. Kulit durian dijemur 24 jam, lalu dibakar hingga menjadi arang. Setelah itu ditumbuk hingga menjadi serbuk, lalu dipadatkan dengan membubuhi kanji. Agar arang dari kulit durian tidak berhamburan, Ventary menyiasatinya menggunakan wadah. Bisa menggunakan seng dibentuk melingkar, bisa pula memanfaatkan baterai yang sudah rusak. Karbon bekas di baterai itu dia lepas, lalu diganti karbon dari arang kulit durian yang ditumbuk halus.
Ventary mengawali temuannya dari ketidaksengajaan. Suatu hari, dia diajak ibunya belanja ke pasar. Meski sekolah di Kota Malang, tapi seminggu sekali dia pulang ke Turen, tanah kelahirannya. Di pasar tradisional yang kumuh, siswa kelas VIII MTs itu melihat banyak kulit durian berserakan di jalanan. Kepekaaan sosialnya muncul. Sambil memandangi kulit durian, terbesit di benaknya, apa jadinya jika kulit durian yang tajam dan mengangah itu terinjak ibu-ibu di pasar.
Berawal dari keresahannya itu, dia mulai berpikir. Bagaimana caranya agar kulit durian bisa dimanfaatkan, sehingga tak berserakan. Sepulangnya dari pasar, dia mencari multimeter (alat pengukur kandungan unsur). Pikirannya tertuju pada multimeter karena sejak kecil Ventary menggemari elektronik. “Saya tes pakai multimeter, ternyata ada kandungan listrik di kulit durian,” kata anak kedua dua bersaudara itu.
Meski sudah mengetahui ada kandungan energy di kulit durian, Ventary masih belum tahu bakal diapakan kulit durian tersebut. Ide membuat baterai alternatif berbasis kulit durian muncul September 2014 lalu. Saat itu, gurunya menginformasikan aka nada kontes inovasi tingkat internasional. Ventary tertarik mengikutinya.
Ide membuat baterai muncul karena dia teringat karbon di baterai. Akhirnya dia mulai uji coba. Dia sempat gagal beberapa kali karena pembakarannya terlalu lama, sehingga tak menjadi arang. Tapi menjadi abu. Dia mulai lagi dan gagal lagi. “Pembakaran yang tepat hanya dua jam. Saya memang sempat beberapa kali gagal,” kata bocah yang bercita-cita menjadi pengusaha itu.
Percobaannya pun lancer hingga proses penumbukan karbon akan memadatkannya. Bahkan, saat memberikan kutup positif dan negatif pada baterai, juga tak ada masalah. “Saya coba pada remote control, ternyata berfungsi,” kata dia.
Tapi daya energinya tidak bertahan lama. Untuk ukuran tujuh unit baterai, daya tahan saat uji coba pada remote control hanya bertahan 20 menit. Ventary tak tahu berapa kekuatan tujuh unit baterai pada umumnya., tapi dia menduga lebih dari 20 menit. “Saya hanya butuh waktu dua hari untuk uji coba,” katanya.
Usai menuntaskan karyanya, dia mengajukan pembuatan proposal ke gurunya. Untuk menyakinkan, dia mempraktikkan cara membuat baterai pada gurunya. Oktober 2014 lalu, Ventary menjalani seleksi mulai dari Kota Malang, Jatim, hingga nasional. Proses seleksinya memang tidak kompetisi antarsekolah, tapi berdasarkan proposal yang diajukan.
Seleksi di tingkat nasional, hanya tiga peserta yang lolos dan dikirim ke Taiwan. Tapi yang menyabet medali emas hanya Ventary. Juri takjub dengan inovasi Ventary ini. Di saat siswa lain seusinya masih bingung menghafalkan rumus, dia sudah menerapkannya dan menemukan baterai alternatif.
Keberhasilannya pun tidak hanya membuat gurunya bangga. Apalagi karya Ventary sudak masuk jurnal internasional. Boleh jadi, Ventary adalah satu-satunya siswa MTs yang karyanya tembus jurnal internasional. “Orang tua saya sempat kaget saat mengetahui penghargaan Sembilan Negara,” kata bocah berkulit sawo matang itu. “Saya minta apa saja dituruti,” tambahnya sembari tersenyum lebar.

Maklum saja, Ventary tergolong siswa yang bukan maniak baca buku. Meski berprestasi dan nilainya bagus, dia hanya menyediakan waktu 30 menit untuk belajar. Selebihnya dimanfaatkan untuk bermain dan bantu-bantu kakaknya. “Kebetulan orang tua mempunyai kos. Saya dan kakak ditugasi jaga,” katanya. 

Rifdah Nurrahmadiyyah, Siswa MTs Surya Buana Juara 1 Lomba Kaligrafi Se Malang Raya

MALANG KOTA – Satu lagi siswa Madrasah Tsanawiyah Surya Buana berprestasi di bidang kaligrafi. Rifdah Nurrahmadiyyah, siswa yang masih duduk dibangku kelas VII itu berhasil menerima penghargaan sebagai juara 1 dalam lomba kaligrafi se Malang Raya pada 03 April 2015. “Ini prestasi saya kali kedua dalam tahun ini, setelah sebelumnya saya juga juara 1 bidang kaligrafi dalam Aksioma tingkat Kota Malang,” kata siswa kelahiran 23 Maret 2002 itu.
Lomba yang diadakan oleh SMAN 9 Malang itu diikuti oleh peserta dari sekolah se Malang Raya. Peserta dalam lomba tersebut merupakan perwakilan sekolahnya masing-masing yang tentunya punya keahlian melukis. Lomba dimulai dengan registrasi terlebih dahulu. Agar peserta tidak berjubel dalam satu meja, panitia menyediakan beberapa meja untuk registrasi. Setelah proses registrasi selesai semua peserta dikumpulkan dalam satu aula yang cukup besar untuk mendengarkan teknis lomba, lalu peserta dipersilahkan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan untuk lomba. Lomba pun dimulai dengan durasi waktu 3 Jam. Rifdah kali ini melukis kaligrafi dengan background alam semesta. Tangan lincahnya mulai membuat sketsa di atas kanvas. Putri pasangan Gandi Sujatmoko dan Siti Nurhasanah itu butuh waktu 2 Jam untuk menyelesaikan lukisannya, sedangkan 1 jamnya ia gunakan untuk proses finishing. “Alhamdulillah, waktu yang disediakan panitia cukup,” tandasnya.
Sedangkan persiapan Rifdah sendiri dalam menghadapi lomba ini, dua minggu. Disekolahnya Rifdah terdaftar sebagai anggota Bakat-Minat. Bakat-Minat adalah wadah peminatan siswa MTs Surya Buana agar potensi yang mereka miliki dapat terbina secara intensif yang pembinaannya dilakukan setiap hari sabtu.

Sementara guru pembimbingnya, Murti Sari Tuntas mempunyai penilaian tersendiri kepada Rifdah. Ia menyampaikan bahwa Rifdah layak untuk menjadi pemenang dalam lomba itu. “Rifdah adalah anak yang mempunyai kemampuan luar biasa khususnya dibidang seni lukis, selain anaknya punya talenta dia juga rajin,” katanya. Lebih lanjut guru seni budaya itu menyampaikan bahwa suatu saat Rifdah bisa menjadi pelukis terkenal. “Karya Rifdah sangat bagus, layak menjadi inspirasi untuk yang lain agar terus berkarya,” ujarnya. (ar)